“DEMI CITA-CITA”
Dulu begitu mudah saat selalu bersama
kalian, namun kini setelah saya berpisah barulah kini saya merasakan betapa
berharganya waktu ketika saya bisa di dekat kalian.
Waktu berjalan demi waktu, hari
berganti dengan hari bulan dan tahun pun terus berganti. Hingga tak terasa usia
ku beranjak dewasa. Pada saat usia sudah mulai beranjak dewasa, disitulah
terkadang saya harus belajar lebih banyak dan belajar untuk menjadi sosok yang
mandiri.
Setelah saya lulus SMA, saya sangat ingin melanjutkan pendidikan
saya. Namun ada hal yang saya sedihkan, yaitu harus berpisah dari orang tua.
Selama ini selalu bersama mereka dan sekarang harus merasakan bagaimana untuk
belajar hidup mandiri dan pisah jauh dari orang tua.
Meskipun harus berpisah dengan orang
tua demi untuk sebuah pendidikan, namun saya tidak lemah, dari situ saya
belajar untuk menjadi orang yang tegar, yang kuat, mandiri dan juga belajar
menjadi orang yang dewasa. Setiap harinya pun saya menikmati hari-hari yang
ada. Seiring berjalanya waktu saya merasakan ada perubahan pada diri saya yang
sudah semakin dewasa.
Walaupun jauh dari orang tua, tapi
mereka selalu memberikan perhatian yang tak pernah berhenti setiap harinnya.
Mereka selalu memberikan nasehat-nasehat yang selalu saya ingat. “ selalu jaga
kesehatan, jangan lupa makan, jaga diri baik-baik, dan jangan lupa untuk
menjalankan sholat” itulah nasihat yang sangat sering saya dengar dan saya
tidak pernah bosan untuk mendengarkan dan mentaatinya. Nasihat itu juga yang
membuat saya akan selalu ingat kepada kalian meskipun kalian tidak di sini. Terima
kasih ibu, bapak.. perhatian kalian yang begitu besar merupakan sumber energi
yang begitu besar untuk saya agar tetap terus semangat dan juga menjadi
pendorong bagi saya untuk bisa meraih cita-cita.
Tidak hanya ibu yang memberikan
perhatian, namun bapak memberikan perhatianya juga. Perhatian seorang bapak
ternyata tidak kalah dari perhatian seorang ibu. Dulu ketika masih berada di
rumah dan belum terpisah jauh dari rumah, bapak bersikap dingin dan jarang
mengatakan kata-kata yang begitu memperhatikan anaknya seperti yang sekarang
sering bapak katakan. Namun, ketika bapak merasakan anaknya berada jauh darinya
dia merasakan kehilangan, sehingga sekarang dia sadar betapa berharganya moment
bersama sang anak. Namun sekarang perhatian itu begitu saya rasakan, bahkan
sebegitu perhatiannya seorang bapak yang sekarang sehingga mampu menjatuhkan
air mata.
Tidak hanya kasih sayang yang mereka
berikan, namun mereka sangat ingin berjuang demi cita-cita anaknya, ingin menyekolahkan
anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi semua. Istilah kata, apapun akan mereka
lakukan demi untuk anaknya. Saya sangat bersyukur memiliki orang tua seperti
kalian, orang tua yang selalu mendukung apapun kegiatan anaknya dan apapun yang
anaknya lakukan, selagi hal itu dianggapnya positif maka mereka selalu
mendukung anak-anaknya. Terkadang tak peduli berapa biaya untuk melihat anaknya
bisa berpendidikan tinggi, mereka tetap saja mendukung dan tidak pernah
mengeluhkan soal biaya kepada anaknya. Saya ingat ucapan yang pernah mereka
ucapkan kepada kami “apapun yang kalian inginkan, maka kami akan mendukung
selagi itu untuk masa depan kalian dan jika kalian memang punya semangat dan
tidak berbuat macam-macam”. Kata-kata itu membuat saya selalu sadar bahwa saya
tidak boleh mengecewakan orang tua saya.
Meskipun sekarang kita jauh, tapi
yakinlah saya akan menjaga diri baik-baik, akan ingat pesan dan nasihat kalian
dan selalu berusaha untuk tidak akan pernah mengecewakan kalian. Dan akan tetap
semangat menjalankan program pendidikan yang sekarang saya jalankan hingga
terselesaikan dengan lancar sampai wisuda nanti.
Semoga suatu saat nanti saya menjadi
orang yang sukses yang tentunya bisa membanggakan kalian dan membahagiakan kalian. Selalu do’akan anakmu
ini ya pak, buk.
I Love You So Much...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar