Rabu, 13 Mei 2015

Cerita Pendek Ku



“DEMI CITA-CITA”

Dulu begitu mudah saat selalu bersama kalian, namun kini setelah saya berpisah barulah kini saya merasakan betapa berharganya waktu ketika saya bisa di dekat kalian.
Waktu berjalan demi waktu, hari berganti dengan hari bulan dan tahun pun terus berganti. Hingga tak terasa usia ku beranjak dewasa. Pada saat usia sudah mulai beranjak dewasa, disitulah terkadang saya harus belajar lebih banyak dan belajar untuk menjadi sosok yang mandiri.
Setelah saya lulus SMA,  saya sangat ingin melanjutkan pendidikan saya. Namun ada hal yang saya sedihkan, yaitu harus berpisah dari orang tua. Selama ini selalu bersama mereka dan sekarang harus merasakan bagaimana untuk belajar hidup mandiri dan pisah jauh dari orang tua.
Meskipun harus berpisah dengan orang tua demi untuk sebuah pendidikan, namun saya tidak lemah, dari situ saya belajar untuk menjadi orang yang tegar, yang kuat, mandiri dan juga belajar menjadi orang yang dewasa. Setiap harinya pun saya menikmati hari-hari yang ada. Seiring berjalanya waktu saya merasakan ada perubahan pada diri saya yang sudah semakin  dewasa.
Walaupun jauh dari orang tua, tapi mereka selalu memberikan perhatian yang tak pernah berhenti setiap harinnya. Mereka selalu memberikan nasehat-nasehat yang selalu saya ingat. “ selalu jaga kesehatan, jangan lupa makan, jaga diri baik-baik, dan jangan lupa untuk menjalankan sholat” itulah nasihat yang sangat sering saya dengar dan saya tidak pernah bosan untuk mendengarkan dan mentaatinya. Nasihat itu juga yang membuat saya akan selalu ingat kepada kalian meskipun kalian tidak di sini. Terima kasih ibu, bapak.. perhatian kalian yang begitu besar merupakan sumber energi yang begitu besar untuk saya agar tetap terus semangat dan juga menjadi pendorong bagi saya untuk bisa meraih cita-cita.
Tidak hanya ibu yang memberikan perhatian, namun bapak memberikan perhatianya juga. Perhatian seorang bapak ternyata tidak kalah dari perhatian seorang ibu. Dulu ketika masih berada di rumah dan belum terpisah jauh dari rumah, bapak bersikap dingin dan jarang mengatakan kata-kata yang begitu memperhatikan anaknya seperti yang sekarang sering bapak katakan. Namun, ketika bapak merasakan anaknya berada jauh darinya dia merasakan kehilangan, sehingga sekarang dia sadar betapa berharganya moment bersama sang anak. Namun sekarang perhatian itu begitu saya rasakan, bahkan sebegitu perhatiannya seorang bapak yang sekarang sehingga mampu menjatuhkan air mata.  
Tidak hanya kasih sayang yang mereka berikan, namun mereka sangat ingin berjuang demi cita-cita anaknya, ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi semua. Istilah kata, apapun akan mereka lakukan demi untuk anaknya. Saya sangat bersyukur memiliki orang tua seperti kalian, orang tua yang selalu mendukung apapun kegiatan anaknya dan apapun yang anaknya lakukan, selagi hal itu dianggapnya positif maka mereka selalu mendukung anak-anaknya. Terkadang tak peduli berapa biaya untuk melihat anaknya bisa berpendidikan tinggi, mereka tetap saja mendukung dan tidak pernah mengeluhkan soal biaya kepada anaknya. Saya ingat ucapan yang pernah mereka ucapkan kepada kami “apapun yang kalian inginkan, maka kami akan mendukung selagi itu untuk masa depan kalian dan jika kalian memang punya semangat dan tidak berbuat macam-macam”. Kata-kata itu membuat saya selalu sadar bahwa saya tidak boleh mengecewakan orang tua saya.
Meskipun sekarang kita jauh, tapi yakinlah saya akan menjaga diri baik-baik, akan ingat pesan dan nasihat kalian dan selalu berusaha untuk tidak akan pernah mengecewakan kalian. Dan akan tetap semangat menjalankan program pendidikan yang sekarang saya jalankan hingga terselesaikan dengan lancar sampai wisuda nanti.
Semoga suatu saat nanti saya menjadi orang yang sukses yang tentunya bisa membanggakan kalian dan  membahagiakan kalian. Selalu do’akan anakmu ini ya pak, buk.
 I Love You So Much... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar